RELIGIUSITAS: PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS SISWA SMK
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Religiusitas pada ranah pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam membentuk sikap positif terhadap diri sendiri, koneksi dengan orang lain, dan kemampuan mengatasi perubahan dalam kehidupan siswa SMK. Studi ini mengkaji pengaruh religiusitas terhadap psychological well-being (kesejahteraan psikologis) siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam konteks pendidikan, religiusitas memiliki peran yang signifikan dalam membentuk sikap positif terhadap diri sendiri, koneksi dengan orang lain, dan kemampuan mengatasi perubahan dalam kehidupan siswa SMK. Artikel ini menggunakan kajian studi kepustakaan (library research) sebagai metode penelitian dengan pengumpulan sumber literatur, membaca, dan mengolah serta mengkaji beberapa literatur: buku, jurnal, disertasi, e-book, dan beberapa kasus yang relevan dengan topik. Temuan penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara religiusitas yang tinggi dengan kesejahteraan psikologis yang lebih baik. Hal ini terkait dengan sumber makna yang diberikan agama, perasaan berdaya dan kemampuan individu, makna dan tujuan hidup, serta identitas personal yang ditemukan dalam nilai-nilai agama. Namun, hubungan ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, budaya, dan dukungan sosial. Rekomendasi disarankan, yaitu integrasi nilai-nilai agama dalam kurikulum, dukungan emosional dari guru dan konselor, serta pemberian panduan konkret kepada siswa SMK. Diharapkan langkah-langkah ini dapat membantu meningkatkan psychological well-being siswa SMK dan memberikan dasar yang kuat untuk perkembangan pribadi mereka dalam konteks pendidikan dan persiapan karir.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Blando, J. 2006. Spirituality, religion and counseling. Counseling and Human Development 39(2): 1-14
- Diener, E. (2000). Subjective well-being: the science of happiness and a proposalfor a national index. American Psychologist, 55, 34-43.
- Fuadi A, Mutiâ T, Hartosujono H. (2019 Faktor-Faktor Determinasi Perilaku Klitih. Jurnal Spirits. (2):88-98.
- Harpan, A. (2006). Pusat kendali, optimisme, dan kesejahteraan psikologis pada remaja. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
- Indrawati, T. (2019). Pengaruh Resiliensi dan Religiusitas Terhadap Kesejahteraan Psikologis Pada Guru di PAUD Rawan Bencana ROB. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 71–82. https://doi.org/10.24042/ajipaud.v2i2.5226
- Ismail, Z., & Desmukh, S. (2013). Religiosity and psychological well-being.International Journal of Business and Social Science, 3(11), 20-28.
- Kartono, K. (2005). Kenakalan remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
- Linawati, A.R, & Desiningrum, R.D. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan psychological well-being pada siswa smp Muhammadiyah 7 Semarang. Jurnal Empati Vol 7 (2).
- Mirzaqon, A., & Purwoko, B. (2018). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Konseling Expressive Writing. Jurnal BK UNESA, 1, 1–8.
- Nanda A, Widodo PB. (2015) Efikasi diri ditinjau dari school well-being pada siswa sekolah menengah kejuruan di Semarang. Jurnal Empati. 4(4):90-5.
- Nugroho A. (2020 Penanaman Karakter Disiplin pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Fundadikda (Fundamental Pendidikan Dasar). 3(2):90-100.
- Papalia, D. E, Olds, S. W, & Feldman, R.D. (2008). Human development. Boston: MC Graw Hill.
- Park, J. J., & Millora, M. (2010). Psychological well-being for white, black,latino/a, and asian american students: Considering spirituality and religion. Journal of Student Affairs Research and Practice, 47(4), 1–18.
- Ryff, C.D. (2014) Psychological well-being revisited: Advances in the science and practice of eudaimonia. Psychotherapy and psychosomatics. 83(1):10-28.
- Ryff, C. D.(1989). Happiness is everything, or is it? Exploration on the meaning of psychological well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069-1081.
- Sarwono, S.W. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
- Visser M, (2007). Substance abuse and psychological well-being of South African adolescents. South African Journal of Psychology. 37(3):595-615 Routledge LA.
- Wahidin, W. (2022). Dinamika Perkembangan Konseling Religius. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application, 11(2), 148-168.
- Walsh, F. 1998. Beliefs, spirituality, and transcendence: Keys to family resilience. Dlm. Re-visioning Family Therapy: Race, Culture, and Gender in Clinical Practise, disunting oleh McGoldrick, M., 62-89. New York. Guilford.
- Wnuk, M., & Marcinkowski, J. T. (2012). Do existential variables mediate between religious-spiritual facets of functionality and psychological wellbeing. Journal Religius Health. 7(4),27-36.