BUDAYA MELAYU DALAM KONTEKS NEGARA DAN BANGSA
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tujuan penelitian berfokus pada karakteristik Budaya Melayu dalam tinjauan konteks Negara Bangsa, yang melibatkan negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dalam menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat lima aspek utama yang menjadi karakteristik budaya melayu dalam konteks Negara Bangsa, pertama, bahasa melayu sebagai instrumen komunikasi memiliki problematika tersendiri ketika berada pada tataran politik, sosial dan budaya di masing-masing negara bangsa dalam konteks kemelayuan;, kedua, budaya sebagai wujud ciri kemelayuan di antara negara bangsa (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) memiliki kemiripan, seperti wayang, angklung, reog dan lain-lain;, ketiga, etnisitas kemelayuan menjadi debateable, siapa orang melayu itu, karena tidak ada ciri khusus, tetapi hanya dilihat dari berbagai sisi keilmuan, seperti genetika, linguistik, geografis, dan antropologi, sehingga sampai sekarang belum diketemukan definisi pakem tentang etnis melayu;, keempat, melayu dalam konteks geografi mengindikasikan bahwa mayoritas orang melayu bertempat tinggal di pinggiran sungai, baik orang melayu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, namun ada sebagian yang ada di daratan dan pegunungan;, dan, Kelima dalam isu politik, kemelayuan memberikan corak dan warna dalam konteks negara bangsa, setidaknya terdapat transformasi mendasar di antara negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, yakni dalam sistem pemerintahan terjadi transformasi dari sistem kerajaan menjadi kesultanan dan terakhir mengembangkan sistem pemerintahan masing-masing tanpa mengesamping nilai-nilai budaya melayu.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Ali, Nor Huda. 2014. “Kebudayaan Melayu Islam Dan Reaktualisasi Kearifan Lokal: Beberapa Kasus Dalam Tradisi Masyarakat Jawa.” In Makalah, Forum Diskusi Dosen Fakultas Adab Dan Budaya Islam IAIN Raden Fatah Palembang. https://scholar.google.com/scholar?cluster=14543091370460576144&hl=en&oi=scholarr.
- Alwi, Alhamdu. 2019. “KARAKTER MASYARAKAT ISLAM MELAYU PALEMBANG.” Psikoislamedia : Jurnal Psikologi 3 (1). https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v3i1.2869.
- Barnard, Timothy P. 2004. Contesting Malayness: Malay Identity Across Boundaries. Singapore University Press, National University of Singapore.
- Berger, Peter L. 1990. The Sacred Canopy: Elements of a Sociological Theory of Religion. Knopf Doubleday Publishing Group.
- Brunei, D. B. dan P. 2011. Daftar leksikal 7 dialek Brunei Darussalam. Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan.
- Dahlan, Ahmad. 2014. Sejarah Melayu. CEt.1. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=940345.
- Darussamin, Zikri. 2015. “INTEGRASI KEWARISAN ADAT MELAYU-RIAU DENGAN ISLAM.” Sosial Budaya 11 (2): 144–65. https://doi.org/10.24014/sb.v11i2.832.
- Erwina, Emmy. 2021. “ANALISIS PERBEDAAN MAKNA DASAR KATA DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA MALAYSIA (Analysis of Word Basic Meaning Differences in Indonesian and Malaysian Language).” SAWERIGADING 27 (1): 117–25. https://doi.org/10.26499/sawer.v27i1.892.
- Fadhilah, Naily. 2020. “Jejak Peradaban Dan Hukum Islam Kerajaan Demak.” Al-Mawarid Jurnal Syariah Dan Hukum (JSYH) 2 (1): 33–46.
- Fang, Dr Liaw Yock. 2011. Sejarah Kesusastraan Melayu Kelasik. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
- Fee, Lian Kwen. 2001. “The Construction of Malay Identity across Nations: Malaysia, Singapore, and Indonesia.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde 157 (4): 861–79.
- Gafur, Abdul, Risan Rusli, Anisatul Mardiyah, Anica Anica, and Mungafif Mungafif. 2021. “Agama, Tradisi Budaya dan Peradaban.” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 21 (2): 124–38. https://doi.org/10.19109/tamaddun.v21i2.10665.
- Halliday, Fred. 1994. Rethinking International Relations. Bloomsbury Publishing.
- Hamid Fahmi Zarkasy. 2016. “Tamaddun Sebagai Konsep Peradaban Islam | TSAQAFAH,” July. https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/251.
- Hamid, Ismail. 1988. Masyarakat dan budaya Melayu. Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
- Haviland, William A. 2003. Anthropology. Wadsworth/Thomson Learning.
- Henarwanto, Athallah Abel Gibrani. 2022. “Laut Dan Islam: Perkembangan Kesultanan Perlak Pada Abad XV.” Socio Historica: Journal of Islamic Social History 1 (2): 172–87.
- Iris Varner and Linda Beamer. 2010. Intercultural Communication in the Global Workplace. https://www.mheducation.com/highered/product/intercultural-communication-global-workplace-varner-beamer/M9780073377742.html.
- Ishaq, Isjoni. 2002. Orang melayu. Pekanbaru: Unri Press. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=944031.
- Jaffar, Siti Rabiatul Adawiah, Salmah Jan Noor Muhammad, Arba’ie Sujud, and Kamariah Kamarudin. 2018. “Historical Sites and Their Relationship to the Natural Heritage as a Factor in the Formation of Traditional Malay Settlements in Sulalatus Salatin.” Journal of Humanities and Social Sciences 23 (May):41–49. https://doi.org/10.9790/0837-2304074149.
- Keesing, Roger M. 1974. “Theories of Culture.” Annual Review of Anthropology 3 (1): 73–97. https://doi.org/10.1146/annurev.an.03.100174.000445.
- Kling, Zainal. 1994. “Sistem Nilai Tradisi Melayu / Sistem Kepercayaan Dan Keagamaan / Zainal Kling.” DEWAN BUDAYA 16 (11): 17–20.
- Koentjaraningrat. 2005. Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta.
- ———. 2007. Masyarakat melayu dan budaya melayu dalam perubahan / [penulis, Prof. Dr. Koentjaraningrat, dkk.] ; editor, Heddy Shri Ahimsa-Putra. | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Yogyakarta: Balai Kajian dan pengembangan Budaya melayu. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=327038.
- ———. 2009. Pengantar ilmu antropologi / Koentjaraningrat | PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. https://library.unismuh.ac.id/opac/detail-opac?id=4801.
- Kridalaksana, Harimurti. 1991. Masa lampau bahasa Indonesia: sebuah bunga rampai. Penerbit Kanisius.
- Kuntowijoyo. 2003. Metodologi sejarah. Tiara Wacana Yogya.
- Leong-Salobir, Cecilia. 2019. “Singapore: Tasting the City.” In Urban Food Culture: Sydney, Shanghai and Singapore in the Twentieth Century, edited by Cecilia Leong-Salobir, 83–111. New York: Palgrave Macmillan US. https://doi.org/10.1057/978-1-137-51691-6_4.
- Mahayana, Maman S. 2022. “Dunia Melayu: Tantangan Dan Prospeknya Di Masa Depan.” Jurnal Nusantara Raya 1 (1): 11–27. https://doi.org/10.24090/jnr.v1i1.6599.
- Mail, Haji Awg Asbol bin Haji. 2009. “Kesultanan Melayu Brunei dalam Konflik Mukah pada Abad ke-19: Satu Perbandingan antara Perspektif Sumber Barat dan Tempatan.” SOSIOHUMANIKA 2 (2). https://doi.org/10.2121/sosiohumanika.v2i2.356.
- Marzali, Amri. 2012. “Peradaban Melayu - Nusantara.” Jurnal Peradaban 5 (1): 23–48.
- Melebek, Abdul Rashid. 2006. Sejarah bahasa Melayu. Utusan Publications.
- Miles, Matthew B., and A. Michael Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook, 2nd Ed. Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook, 2nd Ed. Thousand Oaks, CA, US: Sage Publications, Inc.
- Mohamed Anwar Omar Din. 2011. “Asal Usul Orang Melayu : Menulis Semula Sejarahnya (The Malay Origin : Rewrite Its History).” Jurnal Melayu 7:1–82.
- Muslimah, Muslimah, and Lailatul Maskhuroh. 2019. “Kontribusi Sunan Ampel (Raden Rahmat) Dalam Pendidikan Islam.” Dar El-Ilmi 6 (1): 128–46.
- Najuah, Najuah, Lulu Sinurat, Khalishatun Zahra, Akhila Nasution, and Cahaya Sari. 2023. “ANALISIS LOKASI IBUKOTA KERAJAAN SRIWIJAYA ABAD 7-8 M.” Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah 8 (January):102. https://doi.org/10.24114/ph.v8i1.44339.
- Nasution, Farizal, Asli Br Sembiring, and Asrul Amin Nasution. 2007. Budaya Melayu. [Medan]: Badan Perpustakaan Arsip Daerah, Propinsi Sumatera Utara.
- Nazir, Tengkoe. 2009. Kampar Pekantua Dan Pelalawan. Pelalawan: Pemerintah Kabupaten Pelalawan.
- Nfn, Fakhriati. 2018. “Brunei And Aceh: A Manuscript-Based Study of Cultural And Historical Relationship.” Jurnal Lektur Keagamaan 16 (1): 57–74. https://doi.org/10.31291/jlka.v16i1.489.
- Prayogi, Arditya. 2016. “DINAMIKA IDENTITAS BUDAYA MELAYU DALAM TINJAUAN ARKEO-ANTROPOLOGIS.” Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 16 (1): 1–20.
- Putra, Benny Agusti. 2018. “SEJARAH MELAYU JAMBI DARI ABAD 7 SAMPAI ABAD 20.” Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 3 (1): 1–14. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v3i1.1549.
- Rahim, Arif. 2022. “Kerajaan Jambi Dan Pengaruh Islam.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 22 (3): 1811–23. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i3.2985.
- Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem sosial budaya Indonesia: suatu pengantar. Penerbit Alfabeta.
- Samin, Suwardi bin Mohammad. 2013. Diaspora Melayu: perantauan dari riau ke Tanah Semenanjung. Pustaka Pelajar.
- Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. Melayu Pesisir Dan Batak Pegunungan: (Orientasi Nilai Budaya). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
- Suparlan. 1988. Kamus Kawi Indonesia /Y.B. Suparlan | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Cetakan 1. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=123975.
- Takari, Muhammad. 2015. “Adat Dalam Peradaban Melayu,” September.
- Tan, Andrew T. H. 2011. “Security and Terrorism in the Malay Archipelago.” In Security Strategies in the Asia-Pacific: The United States’ “Second Front” in Southeast Asia, edited by Andrew T. H. Tan, 1–19. New York: Palgrave Macmillan US. https://doi.org/10.1057/9780230339156_1.
- Yaputra, Albert, and Deddy Mulyana. 2020. “The Contestation of Cultural Claims in Online Media between Malaysia and Indonesia.” Jurnal Studi Komunikasi 4 (2): 344–56. https://doi.org/10.25139/jsk.v4i2.2152.
- Yusuf, Yusmar. 2009. Studi Melayu. Cetakan 1. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=913692.
- Zen, Yoserizal. 2012. Pakaian perkawinan Melayu Riau dan filosofi yang terkandung di dalamnya. Cetakan pertama. [Pekanbaru]: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Provinsi Riau.